

Polusi Plastik pada Laut
Apa masalahnya? Apa Dampaknya? Lalu apa yang bisa kita lakukan?
Apa yang menjadi masalah?
Mengapa masalah ini penting?
Apa yang bisa dilakukan?
Lebih dari 300 juta ton plastik diproduksi setiap tahun. Setidaknya 14 juta ton plastik berakhir di lautan setiap tahun. Sampah plastik saat ini merupakan jenis sampah yang paling melimpah di lautan, mencapai 80% dari semua sampah laut yang ditemukan dari perairan permukaan hingga sedimen laut dalam. Di bawah pengaruh radiasi UV matahari, angin, arus dan faktor alam lainnya, plastik terurai menjadi partikel kecil yang disebut mikroplastik atau nanoplastik. Ukurannya yang kecil membuat biota laut mudah tertelan secara tidak sengaja. Banyak negara termasuk Indonesia kekurangan infrastruktur untuk mencegah polusi plastik yang bisa menyebabkan 'polusi plastik' pada laut.
Polusi plastik adalah masalah luas yang mempengaruhi lingkungan laut. Ini mengancam kesehatan laut, kesehatan spesies laut, keamanan dan kualitas pangan, kesehatan manusia, pariwisata pesisir, dan berkontribusi pada perubahan iklim.
Upaya harus dilakukan yaitu mematuhi dan memperkuat kerangka kerja legislatif internasional yang ada yang menangani polusi plastik laut. Pemerintah daerah dan nasional juga harus mengeksplorasi kerangka legislatif nasional tentang Tanggung Jawab Produsen yang diperluas. Pemerintah, lembaga penelitian, dan industri perlu bekerja sama untuk mendesain ulang produk, dan memikirkan kembali penggunaan dan pembuangannya untuk mengurangi limbah mikroplastik. Kita sebagai konsumen dan masyarakat harus beralih ke pola konsumsi yang lebih sustainable.
IUCN. (2021, November). Marine plastic pollution. https://www.iucn.org/resources/issues-briefs/marine-plastic-pollution